Pameran Dolanan Anak dalam acara ICoASL 2017 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

“Dolanan”
Mungkin buat sebagian orang kata dolanan tidak terlalu familiar  terutama buat yang bukan orang jawa. Dolanan adalah bahasa jawa yang artinya “permainan”

Jadi, arti dari judul diatas adalah Pameran Permainan anak dalam acara ICoASL di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.  Seperti kayak judul diatas. ICoASL 2017 diadakan di Indonesia tepatnya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lebih tepatnya lagi acara ini di gelar di Convention Hall dan ruang PAU.

Masih ada kata sulit lagi ya dijudul itu. Yups… “ICoASL” mungkin masih banyak juga disini yang belum tau apa itu ICoASL. Tanpa berlama-lama  nih aku kasih tau.

ICoASL adalah singkatan dari International Conference of Asian Special Libraries.
Acara ini dilakukan setahun sekali lo. Acara ini adalah konferensi internasional se Asia yang membahas secara khusus tentang perpustakaan dan kepustakawanan.


Seperti kita tau diatas ICoASL ini adalah konferensi se Asia. Jadi berikut ini adalah Negara-negara yang ikut berpartisipasi dalam Konferensi internasional ini yaitu ; Indonesia,  Australia, China, Hong Kong, India, Japan, Malaysia,  Myanmar, Philippines, Romania, Singapore, South Korea, Taiwan, Thailand, Vietnam

Banyak banget kan guys Negara yang ikut dalam konferensi internasional ini. Maka tidak diragukan lagi bahwa acara ini super duper keren.

Dalam rangkaian acara yang panjang  ada bagian yang paling seru nih.  Bagian itu adalah saat digelarnya pameran permainan anak. Pameran-pameran ini dipersembahkan oleh mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.  Banyak stand-stand menarik tentang permainan tradisional Indonesia. Nah berhubung kami juga adalah salah satu peserta dari stand-stand itu. Yukkk kita ikut masuk dan mengenal tentang stand dolanan  anak milik kelompok kami. 

Tema Stand pada kelompok kami adalah “Dunia Garis”.

Mungkin ada yang bertanya kenapa kami memilih tema ini?

Tema “Dunia Garis” ini kami pilih karena pada dasarnya dolanan anak tradisional merupakan permainan anak yang bersifat ekonomis.  kenapa kok bisa demikian? Hal ini karena dengan permainan tradisional biasanya tidak ditemukan di sebuah toko maupun pasar, akan tetapi dolanan itu merupakan hasil budaya yang mana alat dan cara bermain permainan itu tidak memelukan bahan-bahan yang mahal ataupun sulit didapat. 

Alasan kedua kenapa kami memilih tema ini juga, karena permainan tradisional di Indonesia banyak menggunakan media garis untuk permainannya. Jadi hanya dengan sebuah garis saja, anak-anak pada jaman dahulu dapat bermainan dengan gembira tanpa memikirkan tentang harga maupun alat yang sulit terjangkau.
Permainan tradisional yang kami usung adalah 3 permainan yaitu dham-dhaman, dhul-dhulan dan engklek. 



Tiga permainan ini merupakan permainan yang menghubungkan garis-garis sebagai media permainan. Lahan permainan nya dapat menggunakan halaman rumah temapat tinggal.
Permainan dham-dhaman berasal dari etnis sunda. Permainan ini membutuhkan 20 poin, dengan masing-masing pemain memegang 10 poin.

dham-dhaman
dham-dhaman yang sedang dimainkan


Permainan yang kedua yaitu dhul-dhulan. Permainan ini berasal daerah Yogyakarta terutama di daerah imogiri. Idealnya permainan dimainkan oleh 6 anak  sampai 10 anak.

miniatur dhul-dhulan (sebelah kanan)

Permainan yang ketiga yaitu engklek. Permainan ini dapat ditemukan diberbagai wilayah Indonesia, seperti  Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Permainan ini dimainkan minimal oleh dua orang, yang masing-masing mempunyai gacuk, yaitu batu datar atau pecahan genting atau keramik.
permainan engklek

Tiga permainan tersebut kami tampilkan dalam pameran ICoASL ini. Tak lupa juga kami mengajak para pengunjung untuk mampir sekedar mencicipi makanan dan minuman tradisional yang telah kami siapkan Yaitu gethuk, gathot, jamu kunir asem. Hal ini agar nuansa tradisionalnya lebih terasa.

Pada saat berlangsungnya acara pameran. Banyak para pengunjung yang penasaran dengan permainan dham-dhaman. Pengunjung masih banyak yang tidak mengetahui tentang permainan tersebut. Hal yang membuat mereka tertarik adalah cara permainan yang membutuhkan strategi khusus seperti bermain catur.

Sedangkan untuk permainan engklek, sebagian pengunjung sudah mengetahui tentang permainan tersebut. Mungkin hanya terdapat perbedaan dalam cara bermain dan bentuk media permainannya.

Hal yang paling berkesan adalah saat pengunjung yang berasal dari India ikut unjuk gigi dalam mempraktekkan permainan engklek. Karena di india terdapat permainan yang sama maka mereka merasa senang dan ingin mencoba untuk bermain bersama kami.



Di penghujung acara pameran ini, terdapat penampilan pentas seni yang sangat menarik. Disini juga disediakan makanan dan minuman gratis untuk para pengunjung. Acara yang meriah ini ditutup oleh penampilan-penampilan pentas seni yang menghibur dan menarik. 

#ICoASL2017 #SLAASI #LibraryScience #UINSUKA #IPUINSUKA #IDKS2017 #DolananAnak #Yogyakarta #Indonesia 

Komentar